SOLOK - Porsi penggunaan kendaraan roda empat pelat merah di Pemerintahan Kabupaten Solok, terkesan masih semrawut. Namun masih mendingan pasca dilantik Medison sebagai Sekda definitif akhir Januari lalu.
Sebelumnya, seperti di Dinas Sosial, sempat mobil setingkat eselon II dipakai kala itu Plt Kadis Syoulfitri dan Sekretaris Teta Midra. Kemudian di Dinas Kesehatan era Kadis Maryeti pakai BA 24 H dan Sekretaris Dinkes memakai BA 30 H keduanya merk Innova. Lalu Indra Mukhsis Kabag Umum menggunakan merk Innova juga. Berbeda dengan Sekretaris DPRKPP Ratna Humaira, merk Rush yang biasa diperuntukkan Sekretaris BKD, semasa Humaira Kabid Pendapatan di BKD memakai ini, setelah ia pindah ke DPRKPP, mobil Rush ini pun dibawa serta, seakan mobil tersebut melekat ke diri pribadi.
Pasca Medison dikukuhkan menjadi Sekda definitive, lain lagi persoalan pemakaian kendaraan ini. Alfajri yang dilantik menjadi Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan merangkap Plt.Kadis, hingga berita ini ditulis, tidak mendapatkan kendaraan sama sekali.
Saat pertemuan rekan pers anggota PWI di ruangan Sekda Medison, Senin, 31 Februari 2022, bahwa ketika rapat berlangsung, tiba-tiba Medison mendapat telepon dari Bupati Solok Epyardi Asda, yang dimanahi untuk pembenahan asset, terutama mobil dinas.
“Dinas Pariwisata Plt yang juga sekretarisnya tidak dapat mobil, ” tuturnya.
Menurut Medison, Pemkab.Solok tidak ada membeli kendaraan, dan jumlah kendaraan pun masih belum mencukupi kebutuhan kurang. Dari inventarisir ada sejumlah kendaraan milik Pemkab.Solok yang ada di BPN, dan akan ditarik kembali.
Selain akan menarik Mobnas di BPN, Bupati juga sudah menawarkan untuk menggunakan Sedaan Camry yang seyogyanya menjadi kendaraan BA 1 H yang saat ini digunakan oleh staf khusus Bupati untuk menutupi kekurangan kendaraan dinas.
Penggunaan Camry itu pun sempat viral karena dipakai kala itu oleh THL yang kabarnya sebagai staf khusus yang diangkat era Bupati Asda Pandu. Kemudian di rumah Wabup Jon F Pandu ada sejumlah kelebihan mobil plat merah juga akan ditarik. Tidak terkecuali mobil plat merah (yang juga) dipakai Nyonya Ketua DPRD, akan diambil sebagai penambah kendaraan dinas yang kurang.
“Mohon maaf, saya bukan pejabat politik, saya pejabat karir, tidak ada tendensi lain, semua ini tiada lain penataan asset guna melengkapi kekurangan tadi”, ungkap cerita wartawan menirukan sekenaan asset.
Lebih jauh Sekda meyakini, perkiraan Maret sembari mengisi dan melengkapi struktur OPD, niscaya penggunaan dan pemakaian mobil plat merah akan sesuai nomor polisi serta peruntukkannya.